Welcome

Assalamu'alaikum Pemuda/i Islam

Sabtu, 02 Juli 2011

NURUL MUSTHOFA [Al Habib Hasan Bin Ja'far Assegaf] | Habib Muhammad Bin Idrus Al-Habsyi (Surabaya)

NURUL MUSTHOFA [Al Habib Hasan Bin Ja'far Assegaf] | Habib Muhammad Bin Idrus Al-Habsyi (Surabaya)

Habib Muhammad bin Idrus Al-Habsyi lahir di kota Khola’ Rasyid, Hadramaut, pada tahun 1265 H. Ayah beliau, Al-Imam Al-‘Arifbillah Al-habib Idrus bin Muhammad Al-Habsyi telah dahulu datang ke Indonesia untuk berdakwah. Beliau wafat dan di makamkan di kota CIrebon. Sedangkan ibu beliau di asuh oleh pamannya, Al-Habib Sholeh bin Muhammad Al-Habsyi. Sejak itu beliau besar dalam didikan pamannya. Sang paman inilah yang membentuk jiwa dan kepribadian Habib Muhammad bin Idrus Al-Habsyi. Pada mudanya, Habib Muhammad bin Idrus Al-habsyi giat dalam menuntut ilmu. Walaupun usianya masih muda, beliau mampu dengan mudah menguasai dan memahaminya. Berbagai ilmu agama yang beliau dapatkan dari para ilama dan auliya’, diantaranya ilmu tafsir, hadis dan fikih. Para gurunya telah menyaksikan ketaqwaan dan kedudukan beliau sebagai seorang yang tak kenal lelah dalam mengamalkan ilmunya. Salah seorang auliya’ Al-Imam Al-Qutub Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi (Shahib Maulid Simtudurrar) telah mengutarakan dalam surat-menyurat beliau : “Sesungguhnya orang-orang berpergian ke Indonesia untuk bekerja dan mencari harta keduniaan, akan tetapi, putra kami Habib Muhammad bin Idrus Al-habsyi bekerja untuk Allah, dia berdakwah untuk mencapai Ash-Shidiqiyyah Al-kubra.” (Tingkat tertinggi dikalangan Auliya). Ketika beranjak remaja beliau pergi ke tanah suci untuk menunaikan obadah haji dan berziarah ke makam datuknya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam di Madinah. Disana beliau menetap beberapa waktu. Hal itu dipergunakan oleh beliau untuk menimba ilmu dari para ulama yang berada di Haramain (Mekkah dan Madinah), diantaranya kepada Al-Imam Al-habib Husein bin Muhammad Al-Habsy. Sebagaimana para pendahulunya, beliau berdakwah dari satu daerah ke daerah yang lain. Dalam setiap kali perjalanannya itu, beliau tidak bermalam di sebuah tempat yang di singgahi kecuali di tempat tersebut terdapat Ahlul Bait Rasulullah Shallahu ‘alaihi Wassalam. Habib Muhammad bin Idrus Al-habsyi di kenal memiliki akhlak serta budi pekerti yang luhur, beliau murah tangan dan kasih saying terhadap sesame. Hrta miliknya tidak segan-segan diberikan kepada siapapun yang membutuhkannya. Beliau adalah seorang tutur katanya lemah lembut serta penuh dengan hikmah dan selalu tersenyum bila bertemu dengan siapapun. Ahklak dan perangainya meneladani datuknya, Rasulullah shallahu ‘alaiyhi wassalam. Beliau memelihara anak-anak yatim di rumahnya. Anak-anak yatim menganggap Habib Muhammad bin Idrus Al-habsyi adalah ayah mereka sendiri, di dalam memberikan pakaian, makanan, minuman dan tempat tidur. Apabila anak-anak yatim itu telah beranjak dewasabeliau yang mengurus perkawinan mereka dan memberikan segala sesuatu yang mereka butuhkan. Tidak mengherankan, jika beliau dianggap sebagai ayah dari anak-anak yatim tersebut. Rumah beliau selalu terbuka bagi para tetamu yang dating. Tidak sedikit para tamu tersebut yang menginap di rumah beliau, dan beliau sendirilah yang menyiapkan dan melayani kebutuhan para tamunya itu. Setiap tamu yang dating ke tempat beliau, baik dalam maupun luar kota selalu disambut dengan ramah dan sendang hati, bahkan apabila tamu yang dating orang yang tidak mampu, maka diberikan kepadanya ongkos untuk pulang dengan disertai hadiah utnuk anak dan istrinya. Hal ini yang menjadikan Habib Muhammad bin Idrus Al-habsyi begitu disegani dan dicintai masyarakat luas. Beliau memiliki kebiasaan mendamaikan dua belah pihak yang bertengkar dan berselisih faham. Meskipun masalah itu besar dan sulit, tapi dapat beliau selesaikan dengan baik. Sebagian amal jariyah beliau, diantaranya adalah, pembangunan masjid di Purwakarta, pembangunan Masjid Ar-Raudhah di kota Jombang, dan lain-lainnya. Beliau sebagai perintis pertama pengadaan haul para auliya’ dan kaum shalihin baik yang masih hidup ataupun yang sudah meninggal. Untuk pertama kalinya, beliau mengadakan haul guru beliau Al-Imam Al-hHabib Muhammad bin Thohir Al-Haddad, yang makamnya berada di kota Tegal. Beliau senantiasa berziarah ke tempat para auliya’ dan shalihin, baik yang masih hidup ataupun yang sudah meninggal yang di ikuti oleh khalaya ramai. Semasa hidurpnya, beliau selalu taat dan takwa kepada Allah dan Rasul-Nya, serta senantiasa menladani para shalaf bani alawi yang merupakan leluhurnya. Beliau selalu memberikan maanfaat kepada para hamba Allah, dengan memanfaakan waktu, umur, serta membelanjakan hartanya di jalan Allah hingga akhir hayatnya. Habib Muhammad bin Idrus Al-habsyi wafat pada pertengahan malam, hari rabu, 12 Rabiul Tsani 1337 H, di Kota Surabaya. Jasad beliau di makamkan dalam Qubbha di pemakaman Al-Habib Hasan Al-Habsyi di kawasan Masjdi Ampel Surabaya, pada hari Rabu waktu Ashar. Bertindak sebagai imam dalam shalat jenazah beliau adalah, Al-habib Muhammad bin Ahmad Al-Muhdhorm, yang merupakan menantu, murid

Biografi ringkas Al Habib Hasan bin Ja’far bin Umar bin Ja’far Assegaf


Al-Habib Hasan Bin Ja`far Bin Umar Bin Ja`far Bin Syeckh Bin Segaf Bin Ahmad Bin Abdullah Bin Alwi Bin Abdullah Bin Ahmad Bin Abdurrahman Bin Ahmad Bin Abdurahman Bin Alwi Bin Ahmad Bin Alwi Bin Syeckh Abdurrahman Segaf Bin Muhammad Maula Dawilaih Bin Ali Bin Alwi Guyur Bin (Al-Faqihil Muqaddam) Muhamad Bin Ali Bin Muhammad Shohibul Marboth Bin Ali Gholi Ghosam Bin Alwi Bin Muhammad Bin Alwi Bin Ubaidillah Bin Ahmad Al-Muhajir Bin Isa Bin Muhammad An-Naqib bin Ali Al-Uraidhi bin Ja’far Sodiq Bin Muhammad Al-Baqir Bin Ali Zaenal Abidin Bin Al-Imam Husein Assibit Bin Imam Ali KWH Bin Fatimah Al-Batul Binti Nabi Muhammad SAW.
Beliau lahir pada tahun 1977 di Kramat Empang Bogor, guru mengaji beliau di waktu kecil untuk mengenal huruf adalah Syaikh Usman Baraja dan di dalam bahasa Arab oleh Syaikh Abdul Qodir Ba’salamah, dalam ilmu Nahwu dah Shorof oleh Syaikh Ahmad Bafadhol.
Seperti biasanya di siang hari aktifitas beliau seperti aktifitas anak-anak pada umumnya yaitu belajar di SD, SMP, SMA dan di lanjutkan di IAIN Sunan Ampel Malang.
Beranjak dewasa beliau bersama kakeknya Al Habib Husein bin Abdulloh bin Mukhsin Al Attas di rumah Habib Keramat Empang Bogor sering menyambut tamu-tamu yang mulia dan mendapatkan do’a-do’a dari mereka, di antara tamu tersebut adalah :
- Al Habib Abdul Qodir bin Ahmad Assegaf (Jeddah)
- Al Habib Muhammad bin Alwi Al Maliki (Mekkah)
- Al Habib Hasan bin Abdulloh As-Syathiri (Tarim)
- Al Habib Umar bin Hud Al Attas (Cipayung, Bogor)
- Al Habib Ahmad bin Muhammad Al Haddad (Condet, Jakarta)
- Al Habib Muhammad bin Ali Habsyi (Kwitang, Jakarta)
- Al Habib Abdulloh bin Husein Syami Al Attas (Jakarta)
- Al Habib Muhammad bin Abdulloh Al Habsyi (Banyuwangi)
- Al Habib Idrus Al Habsyi (Surabaya)
- Al Habib Muhammad Anis bin Alwi AL Habsyi (Solo)
dan masih banyak lagi para alim ulama yang beliau temui di kala mereka ingin berziarah ke Maqam kakek beliau Al Habib Abdulloh bin Mukhsin Al Attas, di karenakan do’a-do’a dari para alim ulama tersebut akhirnya beliau dapat meneruskan belajar ke pesantren Darul Hadist Al Faqihiyah, Malang, Sebagai pengasuh dan pendiri yang mulia yaitu Al Imam Al Qutub Al Habib Abdul Qadir bin Ahmad Bil Faqih dan Al Imam AL Qutub Al Habib Abdulloh bin Abdul Qadir Bil Faqih berserta putra-putranya selama beberapa tahun, dan meneruskan kepada beberapa guru yang di temuinya salah satunya adalah :
- Syaikh Abdulloh Abdun
- Al Habib Hasan bin Ahmad Baharun
- Al Habib Al Alamah Al Barokah Abdurrahman bin Ahmad Assegaf
Ilmu dan pengalaman yang di carinya selama beberapa tahun menjadikan pengenalan yang lebih terhadap diri dan jati dirinya, di karenakan keberkahan sang guru dan alim ulama.
Selepas menuntut ilmu yang beliau cari dari kota Malang dan lain-lainnya beliau memutuskan untuk belajar bersama alim ulama yang berada di Jakarta dengan para Kiyai-Kiyai dan para Habaib.
Selama 1 tahun beliau tidak keluar rumah kecuali untuk berziarah ke Maqom kakeknya Al Habib Abdulloh bin Mukhsin AL Attas dan menghabiskan waktunya di kamar untuk bersyukur dan bertafakur kepada Allah SWT guna mengamalkan ilmu yang telah di ajarkan oleh guru-guru beliau yang pada akhirnya beliau mendapatkan Bisyaroh (Petunjuk) untuk mengajarkan ilmu Allah SWT kepada umat Nabi Muhammad SAW.
Fitnah, cacian, makian serta hasut selalu menjadi kawan beliau dari ancaman dari orang-orang yang belum mendapat petunjuk Allah SWT, dengan hati yang teguh prinsip dan yakin akan kebesaran Allah SWT dan Rasul-Nya tidak membuat gentar perjuangan beliau untuk berdakwah, sehingga Allah menghendaki beberapa murid yang mengikuti beliau untuk menggali ilmu kepadanya, dan Allah pun tidak mendiamkan hamba-hambanya yang berdekatan dengan beliau tanpa ujian.
Cobaan terus berlanjut sampai akhirnya beliau di tinggal oleh Ayahandanya yaitu Al Habib Ja’far bin Umar Assegaf, kesabaran itulah jawabannya yang akhirnya Allah SWT mengizinkan dari hamba-hambanya yang hanya beberapa orang bertambah menjadi ratusan orang yang belajar menuntut ilmu kepadanya.
Tahun demi tahun berlalu ujianpun bertambah tetapi karunai Allah SWT selalu di atas kepalanya yang kepada akhirnya Allah SWT menghibur dengan memperbanyak para hamba-hambanya untuk mengikutinya dan di namai perkumpulannya dengan nama “Majlis Nurul Musthofa”.
Beliau menikahi salah satu cucu putri keturunan Rasululloh SAW yaitu Syarifah Muznah binti Ahmad Al Haddad (Al Hawi) dan mempunyai satu orang putri dan 2 orang putra kemudian Allah SWT menghibur beliau dengan mengaruniai satu bidang tanah yang untuk di tinggali oleh beliau dan keluarganya serta murid-muridnya sehingga Allah SWT mengizinkan pula kepada beliau untuk berziarah ke luar negri seperti Yaman, Abu Dabi, Arab Saudi, dll.
Dengan karunia Allah SWT inilah Majlis Nurul Musthofa yang beliau bina dengan cara mensyiarkan Sholawat dan Salam kepada Nabi Muhammad SAW serta mengenalkan pribadi Rasululloh SAW sebagai suri tauladan manusia sehingga dapat merebut hati manusia sebanyak 50.000 orang untuk bersholawat kepada Rasululloh SAW setiap minggunya.
Majlis yang beliau bina turut pula di do’akan oleh para alim ulama terkemuka pada zaman sekarang ini dan sempat duduk di Majlisnya di antaranya adalah :
- AL Habib Muhammad Anis bin Alwi Al Habsyi
- Al Habib Abdurrahman bin Alwi Assegaf
- Al Habib Abdurrahman bin Muhammad Al Habsyi
- Al Habib Abdurrahman bin Muhammad Bil Faqih
- Al Habib Salim bin Abdulloh As-Syathiri
Serta masih banyak lagi yang lainnya yang tersimpan kedatangan beliau di file Majlis Nurul Musthofa.
Di dalam Majlis pun di bacakan Kitab Annashohidiniyyah karangan Al Habib Abdulloh bin Alwi Al Haddad dan berbagai kitab lainnya yang di karang oleh para Salaffuna Sholihin.
Semoga dengan sedikit biografi yang ringkas ini Allah selalu menjaga, melindungi syiar Islam di seluruh dunia dan menjadikan kita sebagai hamba-hamba Allah yang tidak putus dengan Rahmat-Nya.
Terima kasih kami kepada umat Islam yang telah membantu Majlis Nurul Musthofa.